Sabtu (18/04/15) lalu, Forum Studi Teknik (FST) Universitas Diponegoro menyelenggarakan Engineering Discuss (E-Discuss) yang kali ini mengangkat tema tentang Indonesia sebagai negara maritim. Diskusi tersebut membahas Industri Maritim dalam menyongsong AEC 2015. Diskusi ini juga menghadirkan beberapa pembicara seperti Ms. Safria S.T, M.T dari Offshore Skill Management serta Dr. ENG Ahmad Fauzan Zakki, S.T, M.T yang merupakan dosen Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro.
Pada sesi pertama diskusi dimulai dengan Ms. Safria S.T, M.T. yang membahas industri maritim tersebut dengan sisi ekonomi. Beliau mengatakan bahwa industri maritim dapat berjalan dengan baik apabila sarana dan prasarana penunjang terpenuhi untuk semua wilayah. Sebagai negara maritim, transportasi sangat dibutuhkan dalam industri maritim. Masyarakat awam selalu tersugesti bahwa laut hanyalah milik orang bagian timur Indonesia dan nelayan. Padahal, tanpa disadari laut juga memiliki potensi dan peluang sangat bagus, baik secara sumber daya alam maupun manusia. Industri maritim yang baik, bisa kita lihat di Bali dan Palu. Kedua contoh tersebut dapat mengembangkan ekonominya berdasarkan potensi kelautan. Misalnya Bali yang menawarkan pariwisata pantai yang sangat menarik dan Palu yang mengembangkan kebijakan agar tidak ada kapal-kapal besar yang melewati Palu. Tujuan dari kebijakan adalah supaya potensi wisata laut Palu tidak rusak oleh kapal-kapal besar yang hilir mudik. Jika sarana telah terpenuhi, maka perlu adanya prasarana yang menyokong industri tersebut, seperti transportasi laut. Baru-baru ini, Presiden Republik Indonesia berencana akan membangun tol laut. Proyek tersebut diharapkan dapat membantu dalam pemenuhan kebutuhan prasarana laut.
Pembicara selanjutnya adalah Dr. ENG Ahmad Fauzan Zakki, S.T, M.T. yang dalam pemaparan beliau lebih menitikberatkan kepada teknologi yang berkembang dalam membantu industri maritim Indonesia serta kendala yang ada di saat ini. Beliau mengambil contoh Korea sebagai leader of ship building technology telah mengembangkan teknologi-teknologi terbaru untuk mesin kapal dan desain yang sangat menjual dari kapal tersebut. Akan tetapi Indonesia terkendala oleh beberapa faktor untuk dapat mengembangkan suatu teknologi perkapalan. Pertama, terkendala oleh rumitnya birokrasi-birokrasi di Indonesia, banyak perusahaan BUMN yang kurang mendukung dalam pembangunan serta tidak adanya pasar dalam membangun teknologi tersebut. Kedua, terkendala oleh karakter bangsa yang cenderung bermalas-malasan. Indonesia tidak tahu bagaimana mendesain kapal-kapal yang memiliki ciri khas sendiri serta memiliki harga jual yang tinggi.
Sesi selanjutnya adalah tanya jawab dari peserta. Ada beberapa pertanyaan dari beberapa peserta. Salah satunya dari Bagus Bernadi (Teknik Elektro) yang menanyakan potensi apakah yang perlu ditingkatkan dalam membangun industri maritim? Apakah seperti pariwisata, perikanan, tambak, atau yang lainnya? Dan sebagai mahasiswa, untuk mendukung industri maritim apa yang dapat diberikan?
Pertanyaan dijawab oleh Dr. ENG Ahmad Fauzan Zakki, S.T, M.T, beliau menegaskan untuk tidak terjebak dalam slogan. Jangan berfikir negatif terhadap negara, akan tetapi dukung penuh program pemerintah yang membantu dalam pengembangan industri maritim, serta berkontribusi untuk negara. Akan tetapi, manusia memiliki porsi masing-masing untuk berkontribusi. Semua sektor dapat mendukung industri maritim, akan tetapi perlu adanya berkesinambungan sehingga sektor tersebut tetap selalu ada. Apabila telah berkomitmen, semua sektor dapat dijalani, dimulai dengan kebijakan-kebijakan seperti perlu adanya pembangunan daerah. Untuk mahasiswa sendiri, hal yang bisa dilakukan banyak sekali. Mahasiswa adalah orang-orang kreatif, bisa melakukan penelitian dalam lomba LKTI dalam menunjang kemajuan industri maritim Indonesia ataupun mendesain kapal canggih yang membanggakan bisa bangsa sendiri.
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS