Oleh : drs
Disudut pusat kota yang sepi, ada damai yang aku resapi.
9 malam sudah berdenting.
Kendaraan-kendaraan bersiap untuk berlomba sampai ke tempat kerja esok hari.
Namun, aku masih disini.
Di sebuah kedai yang hampir tak terlihat.
Ada aku yang duduk di dekat pintu, dan rotasi kendaraan mengelilingi pusat kota
untuk beberapa detik, aku merasa dunia menghakimiku.
Seolah menyuruhku menggantung kesedihan
Ada yang salah dengan egoku
Ada yang harus diikhlaskan, segera.
Tiba-tiba terlintas
Sebuah harapan dan doa kecil
Muncul di tengah malam.
Dimana lagi-lagi gemuruh pikiran,
kalah dengan teriakkan angin.
“Malam.. berbaik hatilah dalam menjaganya,
pastikan ia terlelap dengan tenang,
dan kembali tersadar dengan perasaan
yang menyenangkan,”
Tidak harus karenaku,
Tapi kuharap begitu.
Ego sempat menelanku bulat-bulat.
Semoga besok ia sudah pergi jauh-jauh.
Hingga kutinggalkan sedih.
Percayalah aku tak akan melupakanmu,
Hanya melanjutkan hidup.
Karena sadar mendesak,
Untuk menggantung kesedihan.
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS