
Selasa (17/10), Telah dilaksanakan rapat senat akademik terbuka di Stadion Universitas Diponegoro dengan agenda pembukaan Dies natalis ke-60 Universitas Diponegoro. Dalam kegiatan tahunan ini Universitas Diponegoro disambangi oleh orang nomor 1 di Indonesia yakni Ir. Jokowidodo beserta istrinya. Kedatangan Presiden Jokowi menimbulkan atmosfer berbeda dalam acara itu. Kehadiran presiden juga disertai beberapa menteri kabinet kerja, Gubernur Jawa Tengah, Walikota Semarang, rektor dari beberapa universitas dan tamu undangan lain.
Rapat Senat Akademik Terbuka ini diikuti oleh mahasiswa angkatan 2017. Acara ini dibuka oleh Ketua Senat Akademik dilanjutkan dengan penyambutan kedatangan Presiden Jokowi. Kedatangan presiden pada pukul 09.11 disambut oleh Rektor Undip, Prof. Dr. Yos Johan Utama, S.H, M.Hum. Acara dilanjutkan dengan menyanyikan Lagu Indonesia Raya yang dipandu oleh Paduan Suara Mahasiswa Undip. Kemudian, Prof. Yos memberikan sambutan selaku Rektor Undip sebelum Presiden Jokowi menyampaikan pidatonya.
Dalam sambutan tersebut Prof Yos menyambut kehadiran para tamu undangan yang berkenan hadir. Acara ini selain dihadiri oleh mahasiswa Undip juga dihadiri oleh beberapa delegasi mahasiswa dari beberapa universitas yang ada di Semarang. Prof Yos menyampaikan sejarah singkat Universitas Diponegoro dimana 60 tahun silam Universitas Diponegoro didirikan dengan nama awal Universitas Semarang. Beliau juga menyampaikan perkembangan dan cita-cita Undip yang ingin bersaing di tingkat global.
Dikutip dari pidato beliau yang menyatakan bahwa peran perguruan tinggi telah berkembang dalam memberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk mendapatkan pendidikan tinggi yang berkualitas yang akan meningkatkan daya saing Bangsa Indonesia. “Tema Dies Natalis Undip yang ke-60 adalah Sinergi, Transformatif, dan elevatif dengan sub tema yang utama Research untuk Rakyat,” ucap beliau. Beliau juga menyampaikan bahwa pemeringkatan Undip dalam skala nasional mulai merangkak naik, dan menginformasikan peringkat Undip skala internasional. Selain itu, beliau juga menyampaikan bahwa sudah ada beberapa hasil penelitian dari tenaga ahli Undip yang diterapkan demi membantu masyarakat. Salah satunya adalah D’Ozone yang berguna untuk mengawetkan hasil pertanian dan Asap Cair yang berguna untuk mengawetkan produk-produk hasil perikanan.
Dikutip dari pidato beliau bahwa berubahnya Undip menjadi PTN-BH tapi Undip sebagai benteng Pancasila tidak akan melupakan akar filosofis Pancasila sebagai Universitas rakyat. “Oleh karena itu, Undip telah menetapkan suatu prinsip bahwa tidak boleh ada mahasiswa yang gagal studi hanya karena ketidak mampuan finansial,” tegas beliau. Undip sebagai universitas rakyat telah menerima lebih dari 20% mahasiswa dari golongan yang tidak mampu. Undip juga menerima mahasisa afirmasi dari berbagai suku bangsa di Indonesia. Prof Yos menegaskan Undip untuk membantu Bangsa Indonesia bersaing di tingkat global dan beliau juga mengucapkan terimaksih atas kehadiran presiden. Sebelum menutup sambutannya beliau meneriakkan jargon Undip untuk meningkatkan semangat para mahasiswa (Momentum / Vania, Dhila, Selli, dan Alfian).
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS