Jumat (3/11/2017) pukul 15.10 WIB telah dilaksanakan kampanye pemira calon ketua dan wakil ketua BEM FT 2018 di lapangan basket Departemen Teknik Elektro. Kegiatan kampanye ini dibuka dengan sambutan dari Pradipta Megantara selaku ketua KPR, sambutan dari M Alvin Ridho selaku ketua HME, pemaparan visi dan misi dari masing-masing pasangan calon, serta dilanjutkan dengan sesi tanya jawab antara kedua pasanan calon dan warga elektro. Hal mearik dari kampanye kalima ini yakni adanya pembuatan surat perjanjian yang berisi tentang setiap surat edaran yang dikeluarkan Dekanat menyangkut kegiatan kemahasiswaan merupakan hasil kesepakatan antara mahasiswa dan birokrasi, kesanggupan paslon merealisasikan pakta integritas, dan paslon bukan berasal dari golonga ekstra manapun.
Pada sesi tanya jawab yang berlangsung, beberpa point yang dibahas adalah tentang permasalahan mahasiswa elektro dengan birokrasi, kaderisasi, dan POR Teknik. Berkaca dari pengalaman di tahun sebelumnya mengenai draft kaderisasi, dari pihak HME menanyakan tentang solusi agar kejadian di tahun sebelumnya tidak terulang kembali. Dimana ketika pihak HME sudah menyelesaikan draft kaderisasi yang akan dilaksanakan, pihak pimpinan Fakultas Teknik justru mengeluarkan surat edaran tentang sterilisasi mahasiswa baru. Hal ini tentu sangat mengecewakan pihak elektro karena BEM FT belum bisa mewujudkan kelanjutan kaderisasi di Teknik Elektro. Dari kejadian tersebut, kedua pasangan calon memaparkan hal itu bisa terjadi karena kurangnya sinergisitas antara semua departemen di Fakultas Teknik, dimana seharusnya semua departemen di FT mengumpulkan proposal mengenai acara dan timeline kaderasi yang akan dilaksanakan sehingga dapat didiskusikan dengan baik bersama pihak dekanat. Namun, yang terjadi adalah hanya ada 3 departemen yag mengumpulkan proposal. Solusinya, pasangan calon nomor 1 ingin nantinya, forum saung sore dihadiri oleh semua jurusan di FT sehingga dapat terbentuk suatu keputusan yang sama dan sinergisitas. Sedangkan pasangan calon nomor 2 akan melakukan kunjungan informal ke semua departemen di FT untuk menciptakan sinergisitas. Selanjutnya kedua pasangan calon megatakan akan mengajukan proposal dan draft kaderisasi dari semua departemen yang sudah terkumpul kepada pimpinan Fakultas Teknik untuk didiskusikan sehingga mendapat kesepakatan antara kedua belah pihak mengenai mana yang tetap bisa dilaksanakan dan tidak bisa dilaksanakan. Jika setelah adanya kesepakatan tersebut pimpinan Fakultas Teknik tetap mengeluarkan surat edaran sterilisasi, maka kedua pasangan calon bersedia untuk mendatangi pimpinan Fakultas Teknik dan mengusahakan keberlangsungan kaderisasi. Selain itu, mereka juga akan menyiggung megenai pakta integritas yang berisi “menyusun konsep kaderisasi mahasiswa Teknik dengan melibatkan mahasiswa.” Dari hal hal tersebut, warga elektro berharap nantinya BEM FT dapat menanamkan mind set pada birokrasi bahwa mahasiswa juga memiliki peran penting dalam setiap keputusan yang dibuat, terutama mengenai kegiatan yang bersangkutan dengan mahasiswa secara langsung.
Pembahasan selanjutnya mengenai POR Teknik, warga elektro sangat menyayangkan tentang pembatalan POR Teknik tahun 2017 ini dan menuntut kedua pasangan calon untuk menyelenggarakn kembali POR Teknik tahun depan. Pasangan calon nomor 1 memaparkan, pembatalan ini dikarenakan pihak pimpinan Fakultas Teknik tidak menghendaki adanya pemungutan biaya di setiap departemen, dan juga tidak adanya anggaran dana untuk POR Teknik untuk tahun ini karena pihak pimpinan Fakultas Teknik sedang memfokuskan dananya untuk mahasiswa baru. Namun, kedua pasangan calon menyanggupi untuk menyelenggarakan POR Teknik 2018 karena pimpinan Fakultas Teknik telah menjanjikan dana sebesar 20-30 juta untuk pelaksanaan POR Teknik pada bulan maret 2018. Selain tiu, pimpinan Fakultas Teknik juga menginginkan adanya pengawasan langsung oleh pihak dekanat sendiri agar keamanan dan pendanaan dari kegiatan ini bisa terjamin.
Dari sesi tanya jawab tersebut, didapatkan hasil sebuah surat perjanjian yang dibuat pukul 17.25 WIB. Surat perjanjian ini berisi tentang perjanjian antara pasangan calon dengan warga elektro yang secara garis besar berisi tentang adanya persetujuan dari kedua belah pihak (pimpinan Fakultas Teknik dan mahasiswa) untuk setiap surat edaran yang dikeluarkan oleh pimpinan Fakultas Teknik, realisasi pakta integritas, dan kedua pasangan calon bukan dari golongan ekstra manapun. Dan apabila pasangan calon tidak dapat menepati janjinya selama masa jabatannya nanti, warga elektro menolak adanya kampanye pemira 2018 di Departemen Teknik Elektro. Surat perjanjian tersebut telah ditandatangani oleh kedua pasangan calon dan ketua HME. (Momentum/Isna Izzati Hafidh)
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS