Di penghujung tahun ini
Janganlah cepat untuk pergi
Januariku, jangan kau jemput Desemberku terlalu awal
Izinkan aku berkisah sejenak tentang puisiku
Kepada sekuntum bunga dan seekor kupu-kupu
Aku hanyalah sekuntum bunga yang hidup di suatu lapang
Hanya diam yang aku bisa
Hanya menunggu yang aku mampu
Aku hanya bisa menari ketika angin berhembus
Bungaku telah mekar sejak Januari,
Tapi belum satu pun yang pernah singgah padaku
Aku hanya menunggu waktu dan detik yang berdetak
Hingga waktu mengizinkan, seekor kupu – kupu datang padaku
Bersama puisinya ia singgah padaku
Kala itu, bungaku bahagia mendengar kupu – kupu berpuisi
Kini bungaku tak kesepian lagi
Bungaku menemukan puisi hidupnya
Di penghujung tahun ini
Kuucapkan terima kasih
Kepada kupu – kupu, sang pembawa puisi
Tak kuketahui jika bungaku kan bertemu dengannya
Kata manusia yang sering berlalu lalang di sekitarku
Kata manusia yang sering memuji keindahanku
Mereka selalu berkata,
Tuhan memiliki alasan untuk saling dipertemukan
Tuhan memiliki caranya untuk saling berpuisi
Begitulah cara Tuhan, memberikan puisi hidup pada sekuntum bunga
Begitulah cara Tuhan, menghadirkan kupu – kupu tuk berpuisi kepadanya
Oleh: Widhiyaningrum (Teknik Industri 2016)
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS