Semarang, Momentum- Desa Gunung Tumpeng memiliki lahan pertanian yang luas dimana sebagian masyarakatnya berprofesi sebagai petani. Dari hasil panen padi yang melimpah menghasilkan limbah padat sekam yang melimpah pula. Limbah sekam padi selama ini hanya dimanfaatkan sebagai alas kandang ayam, baik petani maupun warga Desa Gunung Tumpeng belum ada yang melakukan pengolahan lebih lanjut terhadap limbah sekam padi tersebut.
Oleh karena itu, Senin (30/7/18) Muthia Zahra mahasiswi Teknik Lingkungan TIM II KKN Universitas Diponegoro Tahun 2018 Desa Gunung Tumpeng mengadakan program pendampingan untuk mengolah limbah sekam padi menjadi bahan bakar alternatif yaitu Briket. Ibu-ibu PKK dan kelompok tani merupakan sasaran dari program ini. Sekam padi dibakar dan ditumbuk kemudian disaring, sehingga nantinya yang dipakai hanyalah bubuk halus dari sekam padi. Kemudian bubuk sekam padi dicampurkan dengan lem dari tepung kanji. Adonan kemudian dicetak dan dijemur selama sehari. Setelah kering briket dapat digunakan.
Harapan dari program ini adalah warga Desa Gunung Tumpeng dapat memaksimalkan potensi dari limbah yang ada disekitarnya untuk dijadikan barang yang bernilai jual tinggi dan ramah lingkungan. Selain itu juga, dengan mengolah limbah yang ada tersebut kondisi lingkungan juga menjadi lebih asri karena tidak lagi terlihat tumpukan atau ceceran limbah sekam padi di Desa Gunung Tumpeng (Momentum/Muthia Zahra)
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS