Kampanye di Elektro: Kolaborasi Masih Dipertanyakan

Momentum – Kemarin, tepatnya pada Selasa (12/11), telah diselenggarakan Kampanye Terbuka Pasangan Calon Ketua dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Diponegoro (BEM FT Undip) 2020, yaitu Andika Irawan yang akrab disapa Andika dan Fernaldi Gradiyanto yang akrab disapa Aldi. Kampanye dilaksanakan di Lapangan Teknik Elektro Undip dan dimulai pada pukul 16.30 WIB. Pasangan calon (paslon) Ketua dan Wakil Ketua BEM FT 2020 menggunakan topi biru sebagai bentuk penghormatan terhadap budaya di Teknik Elektro.
Acara dibuka dengan pembukaan oleh Master of Ceremony (MC). Setelah pembukaan, terdapat sambutan dari Ketua Himpunan Mahasiswa Elektro (HME) 2019. Kemudian, dilanjutkan dengan perkenalan dan pemaparan visi misi yang diusung oleh paslon tersebut. Pemaparan visi misi terlaksana lancar dan langsung ditanggapi oleh mahasiswa Departemen Teknik Elektro pada sesi tanya jawab.
Mahasiswa Teknik Elektro aktif memberikan kritik, saran, dan pertanyaan kepada paslon tersebut. Mahasiswa Teknik Elektro bertanya apakah paslon mengerti masalah yang ada di Teknik Elektro, namun paslon mengaku tidak mengetahui satu pun masalah di departemen tersebut. Hal ini dianggap wajar oleh mahasiswa Teknik Elektro karena mereka berpendapat bahwa departemen mereka memang jarang dilibatkan dalam program kerja BEM FT.
Selain itu, mahasiswa Teknik Elektro juga menyoroti tentang alur kaderisasi yang akan dibawakan oleh paslon Andika dan Aldi karena tahun lalu tidak ada surat edaran apa pun mengenai kaderisasi. Program kerja Teknik Rumah Kita juga ikut dipertanyakan. Paslon ingin mengadakan lomba video yang akan diunggah ke media sosial, tetapi rencana diadakannya lomba tersebut dianggap kontradiktif dengan misi “kolaboratif” karena bisa menimbulkan persaingan antar mahasiswa Fakultas Teknik.
Program unggulan lain yang disoroti oleh mahasiswa Teknik Elektro adalah Desa Binaan. Tahun lalu, volunteer dalam program kerja ini hanya berasal dari BEM FT. Paslon mengatakan bahwa konsep tahun ini adalah mengajak seluruh Himpunan Mahasiswa Departemen (HMD) di Fakultas Teknik yang mau berkolaborasi dengan mereka. Hal ini dikritik oleh salah satu mahasiswa Teknik Elektro, dimana ia mempertanyakan alasan paslon merasa tidak mampu meyakinkan semua jurusan untuk ikut berpartisipasi. Hal ini menunjukkan ketidaksiapan paslon dalam mewujudkan misi mereka, yaitu “kolaboratif”. Setelah itu, sanggahan muncul dari paslon, bahwa apabila terdapat HMD yang dipaksa berpartisipasi dalam program kerja mereka meskipun tidak mau, maka dikhawatirkan akan membebani kinerja Desa Binaan.
Paslon kemudian mengusulkan untuk mengubah Unit Kegiatan Mahasisa (UKM) menjadi Badan Semi Otonom (BSO), tetapi menuai kritik dari mahasiswa Teknik Elektro karena dianggap muluk-muluk. Mahasiswa Teknik Elektro mengajukan perjanjian, yaitu Desa Binaan harus bekerja sama dengan HME, terdapat interaksi secara informal, penguatan advokasi, dan Pekan Olah Raga (POR) Teknik tidak lagi hanya menjadi ekshibisi. Konsekuensi apabila paslon terpilih tidak bisa menjalankan perjanjian di atas adalah mereka tidak akan mendapatkan sertifikat sebagai Ketua dan Wakil Ketua BEM FT 2020. Hanya saja, konsekuensi ini tidak diterima oleh mahasiswa Teknik Elektro.
Kampanye diakhiri dengan closing statement oleh paslon Andika dan Aldi. Kampanye ditutup pada pukul 17.54 WIB (Momentum/Chintya-Via).