
Semarang, Momentum – Telah berlangsung kampanye Pemilihan Raya Fakultas Teknik (PEMIRA FT) Universitas Diponegoro pada hari Minggu (10/11) kemarin. Kampanye PEMIRA FT berlangsung di kolosium Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Fakultas Teknik Undip. Kampanye yang seharusnya dimulai pukul 16.00 WIB ini baru dimulai pukul 16.36 WIB akibat masih kurangnya massa. Acara diawali dengan sambutan oleh Ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Planologi (HMTP) 2019 Hasbi Kurniawan dan Ketua Komisi Pemilihan Raya (KPR) 2019 Anwar Khudaefi, kemudian dilanjutkan oleh pemaparan visi dan misi serta GDO (Grand Design Organisasi) pasangan calon (paslon) Ketua dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknik (BEM FT) Undip 2020, yaitu Andika Irawan yang akrab disapa Andika serta Fernaldi Gradiyanto yang akrab disapa Aldi.
Sesi 1, yaitu sesi tanya jawab, berlangsung dengan cepat karena setiap pertanyaan yang dilontarkan oleh massa langsung dijawab oleh paslon dan tidak ditanggapi kembali oleh penanya maupun audience. Pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan berkaitan dengan permasalahan, visi dan misi, serta program kerja yang dibawakan oleh paslon. Beberapa di antaranya adalah mengenai kolaborasi antar departemen di FT, Desa Binaan, rencana Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI), pengawalan kaderisasi di FT, dan lain-lain. Secara garis besar, paslon tunggal dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan baik, dalam artian, jawaban mereka mampu memenuhi keingintahuan penanya.
Sesi tanya jawab dilanjutkan pukul 18.15 WIB setelah break salat magrib. Dalam sesi ini, mahasiswa Teknik PWK semakin bersemangat dalam mengkritik program kerja unggulan paslon tunggal. Salah satu pertanyaan yang dilontarkan adalah mengenai kedudukan program-program kerja sebelumnya jika program kerja unggulan mereka dijalankan nantinya. Paslon tunggal tersebut mengatakan bahwa program kerja dari kepengurusan BEM FT sebelumnya akan tetap dijalankan. Salah satu mahasiswa Teknik PWK pun mempertanyakan keputusan paslon untuk mempertahankan program kerja tahun lalu, mengingat program kerja yang mereka tawarkan mirip dengan program kerja yang sudah ada. Penambahan proker tersebut dinilai kurang efektif karena akan menambah beban kerja pengurus BEM FT 2020.
Hal lain yang dikritik dari paslon Andika dan Aldi adalah indikator visi dan misi yang mereka usung, dimana visi dan misi tersebut dinilai massa tidak terukur dan terkesan “(jatuh) dari langit”. Selain itu, penulisan GDO dinilai kurang baik, baik dari segi tanda baca maupun diksinya.
Mahasiswa Teknik PWK menyayangkan kurangnya riset data, analisis sosial yang dilakukan, dan kerealistisan konsep yang dibawakan oleh calon Ketua dan Wakil Ketua BEM FT 2020. Massa menilai bahwa program kerja yang dibawakan paslon kurang menjawab permasalahan yang saat ini ada di Fakultas Teknik (Momentum/Muttia).
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS