
Hai, apa kabar?
Tidak terbantah, kau terlihat berantakan,
apa kau sakit?
Jika iya, katakan jujur, apakah aku penyebabnya?
Aku yang selama ini memaksamu untuk baik-baik saja, setidaknya dari luar.
Padahal dari dalam sama sekali tidak.
Sampai akhirnya, kau lelah.
“Hei sudah cukup!” acapkali kau menegurku.
Sebenarnya selalu sampai padaku, dan berkali-kali kembali terlintas di benakku.
Tapi aku selalu mengabaikan. Mengabaikan teguranmu, peringatanmu pintamu.
Sampai akhirnya, kamu utus air mata, butir demi butir jatuh menghiasi pipiku.
Belum cukup, kamu kirim lagi dan lagi.
Hingga dada terasa sesak dan tenggorokan tercekat.
Sakit di hati pun semakin menjadi.
Semua karena usahamu menyadarkanku.
“Maafkan aku, diriku,” ujarku padamu, setiap waktu.
Lalu esok harinya, kuulang lagi khilaf itu.
Sebenarnya, aku ini kenapa?
Karya : Manda
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS